Sunday 5 May 2013

Membuat Cerpen



Ssst..., Ini Rahasia Cara Mudah membuat Cerpen!



Bener nih, pingin bisa bikin cerpen ? Bener ? Suer ? ... Ya udah kalau bener-bener inilah caranya!

1. Supaya kita bisa membuat cerpen  kita harus tahu dulu makhluk apa itu cerpen? Apa bedanya cerpen dengan bala-bala? Apa sama cerpen dengan bubur kacang? Atau cerpen itu semacam koran? Atau buku? Atau novel? Atau lain lagi? Nah, kalau kita sudah bisa membedakan cerpen dengan sesuatu yang lain sebenarnya kita sudah dipastikan bisa membuatnya.
Orang yang tidak bisa membuatnya, penyebab pertamanya adalah karena dia tidak mengenal apa itu cerpan.
Ya, betul cerpen adalah kependekan dari Cerita Pendek. Cerita pendek berarti cerita yang pendek, atau cerita yang tidak pannjang, jadi cerpen adlah betul-betul cerita yang dibuat dan diniatkan oleh pengarangnya agar pendek, dek... dek. Nah, kalau sudah tahu .. berarti orang gak kan takut untuk membuat cerpen karena cerpen adalah cerita yang pendek. Tapi, sependek apa? Ada yang tahu? Oo bukan ? pendek panjangnya bukan karena jumlah kalaman, melainkan oleh karena sebuah sifat sifat yang membangunnya.
Cerpen adalah cerita yang mempunyai kesan tunggal, dan tidak terbelit-belit. Biasanya dalam hal ini cerpen dibedakan dengan novel atau novelet. Karena kesan tunggaln ainilah cerpen tidak memerlukan banyak halaman.

Perlu contoh? Nah, kalau kita melihat seseorang anak yang sedang menggigil kehujanan disebuah trotoar kesan kita terhadapnya tanpa menghubung-hubungkannya dengan masalah lain, yang bersifat menyimpang,, walaupun iut menjelaskan. Itulah sebuah cerpen.

2. Lalu? Lalu ya, silahkan bikin cerpennya! Caranya? Ya, tulis apapun yang terberisit dalam benak kita atau sebuah ide dalam bentuk cerita pendek. Jadilah deh cerpen? Cara menangkap ide? Oh, ya tinggal kita harus sering-sering menafakuri setiap peristiwa, apapun itu, bahkan kalau bisa tuliskan itu. Yakinlah, kita takkan kehabisan ide. Ide bisa muncul dari hal yang kecil, seperti  pergolongan hati seorang pelaku bom bunuh diri. Ya. Tuliskan itu, jangan biarkan ide menguap. Ya. Kebiasaan menulis buku harian bisa menolong kita dalam mendokumentasikan ide. So, bagi yang belum mempunyai buku harian, belilah! Dan tuliskan pengalamanmu setiap hari.
Selain dengan merenung, cara menggali ide bisa juga dengan sering membaca. Apa? Ya. Orang yang hobi membaca biasanya bsa menulis. Apapun jenis tulisannya. Termasuk cerpen. Jadi, mari kita membaca.

3. Nah, sekarang praktiknya. Tuliskan idemu sampai tuntas...tas...tas. Jangan takut jelek. Perasaaan takut jelek adalah penyakit paling berbahaya dalam menulis cerpen. Kita tidak akan berhasil jika orientasi kita adalah cerpen yang bagus. Ya, boleh kita mengidealkan cerpen yang bagus, tapi jangan lupakan proses ke arah sana tidaklah ujug-ujug. Mau contoh? Sering saya membaca proses kreatif seorang pengarang ternama yang saya garis bawahi adalah, bahwa mereka berhasil setelah lewat dari lubang jarum kegelapan. Banyak yang telah mengirim beratus-ratus cerpen, tapi tak kunjung dimuat di media massa. Bayangkan, kita yang hanya baru membuat satu cerpen sudah putus asa.

4. Cerpen, Seperti juga karya rekaan yang lain terdiri dari tiga struktur atau bagian. Pertama, struktur tematik. Struktur ini adalah inti atau ruh sebuah cerpen, didalamnya ada tema dan amanat. Betul. Tidak mungkin sebuah cerpen tidak hadir tanpa membawa tema tertentu. Pada titik ini, kita bisa membedakan mana cerpen islami dan mana yang bukan. Kedua, struktuur fisik. Ya, struktur ini adalah yang membangun cerpen secara fisik. Ada yang tahu apa saja? Ya, betul. Pintar juga. Apa? Alur? Ya, pertama adlah jalur penokohan, lalu? Ya. Latar. Pada unsur-unsur itulah kita menuliskan cerpen. Jadi, sebelum menuliskan cerpen, kita harus sudah tahu apa hal yang akan diangkat? Alur semacam apa yang akan digunakan? Tokoh seperti apa yang akan dihadirkan? Dan dimana atau pada suasana apa tokoh yang dihadirkan? Lalu yang ketiga adalah struktur retorik, yaitu struktur yang mewakili pola uca kita. Strukturini diaplikasi lewa sudut pandang dan aspek kebahasaan. Betul. Tema yang islami harus dibahasakan secara islami pula. Dan pada struktur retoriklah tempatnya.

5. Terakhir. Bila kita keukeuh ingin bisa membuat cerpen. Masih keukeuh? Berarti kita harus membaca ulang cerpen kita dan kita kritik cerpen kita sendiri. Nah, disini kita jangan pura-pura. Maksudnya, kita harus jujur. Kalau cerpen kita jelek, katakan jelek. Begitupun sebaliknya. Termasuk dalam segi kebahasaan. Siapa tahu ejaan kita semrawut. Pada saat inilah kita mengeditnya.
Apalag? cepetan ambil kertas! Rekam ide! Atau tuliskan tah cerpen teh? Atau kalau nggak mau juga, jangan bermimpi bikin cerpen. Wallahu'alam bishawab

No comments: