ini ff pertamaku yang jadi. mian kalau typo + ada kata-kata yang salah
namanya juga baru belajar
Title : Saranghae, Mianhae
Genre : Romantic, Sad
Author : Nahla Rifatul Fatihah
Cast : Krystal
Luhan
Suho
Krystal POV
Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah, karena aku baru pindah. Sekarang aku sekolah di Seoul Gockunghakgyo. Aku merasa gugup sekali. Aku berangkat naik taxi. Setibanya disekolah, aku mencari-cari ruangan sosaengnim. Cukup lama aku mencari, akhirnya kutemukan. Aku masuk kedalam, dan mencari wali kelasku.
Tet… bel masuk berbunyi
Sosaengnim pun mengantarkanku ke kelas.
“Ayo semuanya duduk-duduk!” perintah sosaengnim. Semua murid pun akhirnya duduk.
“Sekarang kita mempunyai teman baru, dia baru saja pindah. Ayo perkenalkan dirimu” ucap sosaengnim.
“Joseumnida. Annyeonghaseyo, Krytal Jung imnida. Mannaseo bangapseumnida” ucapku membungkukan badanku.
“Sosaengnim, apakah dia kutu-buku?” ucap seorang murid.
“Hush! Kai-ah, jaga ucapanmu. Krystal-ah, mian atas ucapan Kai barusan. Ayo, sekarang kamu duduk” ucap sosaengnim kepadaku.
“Nan gwaenchana. Joseumnida” aku melihat sekeliling, ada 2 meja yang kosong. Aku putuskan memilih meja yang kedua. Aku pun berjalan menuju meja itu. Tapi tiba-tiba, BRUK aku terjatuh. Semua murid di kelas menertawaiku. aku bangkit dari jatuhku, lalu kulanjutkan langkahku. Aku pun duduk dikursi, dan menyimpan tas. Aku melihat teman sebangkuku, tapi dia hanya menatapku dingin. Diseragamnya ada papan nama bertuliskan “SUHO”, “Jadi namanya Suho” gumamku.
“Aku pikir tugasku sudah selesai disini. Oh ya, Leeteuk sosaengnim sedang berhalangan hadir. Beliau sedang sakit, jadi tidak bisa masuk. Jadi kalian kerjakan saja tugas yang kemarin beliau berikan. Jaga sikap kalian, bersikaplah baik padanya” sosaengnim pun keluar dari kelas.
“Ne” ucap semua murid.
“Aigoo… Suho-ah, mengapa kau biarkan yeoja culun ini duduk bersamamu?” Tanya seorang yeoja menghampiri Suho.
“Eunji-ah, jangan memulai” jawab Suho lalu keluar kelas diikuti temannya.
“Ish!” yeoja itu menatap Suho cemberut.
“Neo!” ucapnya kepadaku. Aku melihat kearahnya
“Ne?”
“Pergi dari kursi itu, Suho tidak pernah ingin duduk berdua. So, carilah meja lain”
“Ne? emm… geurae” aku membawa task u, lalu pergi ke meja lain.
“Baguslah kalau kau mengerti” ucapnya lalu pergi ke luar. Aku duduk di kursi yang kosong, dan menyimpan tas ku.
“Annyeong” ucap namja disebelahku.
“Nado annyeong” ucapku.
“Lay imnida”
“Krystal imnida”
“Nama yang bagus” ucapnya tersenyum.
“Annyeong, Bomi imnida” seorang yeoja menghampiri meja kami.
“Krystal imnida” kami pun besalaman.
“Mian, aku harus keluar” ucap Lay yang pergi dari kursinya.
“Ne” ucapku.
“Kenapa dia?” Tanya ku pada Bomi.
“Nan molla. Dia selalu menghindar, bila aku menghampiri mejanya”
“Aneh”
“Ne. btw, mengapa kamu memakai kacamata?” tanyanya
“Aku selalu memakai kacamata kemanapun. Itu sudah kebiasaanku” jawabku
“Oh, begitu ya. Rambutmu lucu” ucapnya mengelus rambutku
“Ne? lucu apa?” tanyaku
“Lucu karena rambut kamu diikat dua” jawabnya
“ah, ini” aku memegang rambutku. Saat kami sedang berbincang, seorang namja menghampiri kami.
“Bisakah kau ceritakan padaku murid-murid disini?” tanyaku
“Geurae” jawabnya. Bomi pun menceritakan padaku nama-nama murid disini, perilakunya, bahkan sifat konyolnya.
“Kalau Suho, kebanyakan orang menyebutnya Suholang kaya” ucap Bomi
“Wae?” tanyaku
“Karena dialah orang paling kaya di sekolah ini” jawabnya.
“Hei” ucapnya
“Luhan-ah, kau tak bersama Suho?” Tanya Bomi kepadanya
“Aniyo, aku malas” jawabnya
“Krystal-ah, kenalkan aku Luhan” dia menjulurkan tangannya
“Ne, bangapta” ucapku. Kami pun bersalaman.
Suho POV
Kulangkahkan kaki ku menuju taman. Udaranya segar sekali, pikiranku pun menjadi fresh.
“Suho-ah, kau akan biarkan yeoja culun tadi duduk bersamamu?” Tanya Kai
“Ya enggak lah. Mana mungkin aku duduk bersama yeoja culun seperti dia, bikin aku enek tau. Bisa-bisa aku muntah melihatnya” jawabku
“Kalau gitu, sekarang kamu usir dia. Atau harus aku yang usir?” Tanya Sehun
“Gak usah, nanti aja deh. Aku males masuk ke kelas” jawabku
“Dia udah pindah” ucap Eunji menghampiri kami
“Mwo?” ucap Kai
“Aku gak mau kalau kamu duduk bersamanya Suho-ah” dia mengelus pipiku.
“Eunji-ah, lepaskan tanganmu dari pipiku” aku melepaskan tangannya
“Kamu ini kenapa sih?” Tanya Eunji
“Hari ini aku lagi bad mood Chagi, jadi bisakah kau jangan menggangguku” ucapku lalu pergi dari taman.
“Aish.. terkadang sifat Suho itu aneh!” ucap Eunji kesal
“Sudahlah, jangan didengar” Ucap Kai.
Aku berjalan ke kelas sendiri, aku gak mau Kai, Sehun dan Eunji berada disampingku. Entahlah, mengapa aku bersikap begitu. Saat ku buka pintu kelas, kulihat Luhan sedang ngobrol dengan Krystal.
“Aigoo… kenapa dia mau berteman dengan yeoja culun seperti dia” ucapku pelan. Aku masuk ke dalam kelas dan duduk. Sepertinya Eunji sudah benar-benar mengusir krystal dari mejaku.
“Dasar yeoja Babo!” gumamku
***
Krystal POV
Bel pulang sudah berbunyi, semua murid pun bubar dari kelas.
“Ital, aku duluan ya” ucap Bomi kepadaku
“Ne” jawabku. Aku pun keluar dari kelas dan berjalan pulang
Tid.....
Tiba-tiba suara klakson mobil berbunyi tepat dihapanku. Kaca mobilnya pun terbuka
“Yak, kau yeoja culun. Punya mata gak sih? Kalau jalan tuh liat-liat dong” bentaknya. Mungkin karena aku lagi memikirkan sesuatu, hingga aku lupa dengan arah jalanku.
“Mian, mianhaeyo” ucapku sambil membungkuk
“Yeoja culun! Udah culun babo lagi” dia membentakku lagi
“ Jeongmal mianhae, aku tak akan mengulanginya lagi. Saat aku bangkitkan badanku, ternyata itu Suho
“Minggir!” ucapnya. Aku pun berjalan kepinggir, mobil Suho pun melaju kencang
“Culun, babo?” gumamku
“Sudah, jangan dengarkan dia. Sifatnya memang seperti itu” aku menoleh ke belakang
“Luhan?” ucapku
“Kajja, kita pulang” dia menggandeng pundakku.
“Mengapa Luhan begitu baik padaku? Berbeda dengan Suho. Dia bersifat dingin padaku” pikirku
“Ne” ucapku. Kami pun pulang bersama.
“Rumahmu dimana?” Tanya Luhan padaku
“Di dekat toko bunga Flora, dijalan Orchid” jawabku
“Ah ne, aku tahu itu. Berarti kita satu arah dong”
“Jinjja? Wah aku tak menyangka punya teman satu arah” ucapku tersenyum
“Kau ini memang lucu ya. Hahaha” Luhan tertawa sambil mengacak poni ku. Aigoo, apa yang dia lakukan padaku? Mengapa dia mengacak-acak poni ku?
“Kita sudah sampai didepan rumahmu” ucap Luhan
“Ne?” aku melihat ke samping
“Oya, kamu tinggal bersama siapa disini?”
“Aku? Aku tinggal sendiri. Orangtua ku pergi meninggalkanku saat kecil”
“Apa kamu gak punya kakak/adik?”
“Ani, aku anak tunggal” tanpa sadar aku meneteskan air mata
“Krystal-ah” ucap Luhan. Aku melihat kearahnya
“Mianhaeyo, ulljima” ucapnya menghapus air mataku.
“Omo, apa yang terjadi apakah aku menangis? Mengapa dia mengelus pipiku?” gumamku
“Ulljima, mian atas perkataan ku barusan. Nan molla”
“Nan gwaenchana, kamu gak usah minta maaf”
“Geurae. Sekarang aku pulang dulu ya” ucapnya lalu berjalan pulang
“Ne, hati-hati ya” ucapku melambaikan tangan. Aku masuk ke dalam rumah, lalu membuka pintu kamarku. Aku teringat saat Suho menyebutku yeoja culun. Tiba-tiba aku merasa sakit saat mengingatnya, hingga pipiku penuh dengan air mata. Aku melihat foto kedua orangtuaku
“eomma, appa? Eodiseoyo? Nan bogosipho. Kapan kalian akan kembali?” gumamku. Aku kembali menangis, membasahi pigura fotonya. Aku gak peduli, rasanya hari ini aku ingin sekali menangis.
***
Sudah seminggu, saat aku pertama kali masuk sekolah. Rasanya aku mulai terbiasa dengan sekolah ini. Sekarang aku sudah bersahabat dengan Bomi dan Luhan. Tapi aku merasakan sesuatu hal yang aneh. Setiap kali melihat Suho, aku merasakan hal aneh. Sepertinya, aku mulai suka padanya. Setiap hari aku selalu melihat Suho, mendengar suarnya, melihatnya bermain basket dan lainnya. Aku selalu memberikan coklat kepadanya, tapi tak ada seorang pun yang tau kalau aku yang memberikannya. Aku pikir aku mulai menyukainya. Dia selalu menerima coklat yang kuberikan, aku senang bisa melihatnya memakannya. Tapi sayangnya mana mungkin dia menyukaiku. Aku ini hanya yeoja biasa, berbeda dengannya. Dia itu anak Presdir, ibunya designer terkenal. Mungkin aku hanya bisa bermimpi untuk mendapatkannya. Baru pertama kali aku merasakan jatuh cinta, rasanya memang tak biasa untukku. Aneh sekali. Aku selalu menceritakan hal aneh yang kurasakan kepada Luhan, hingga akhirnya aku mengerti.
Luhan POV
Sudah seminggu setelah aku bertemu pertama kalinya dengan Krystal. Rasanya aku mulai menyukai yeoja itu, melihatnya setiap hari, mendengar tawanya, melihatnya bercanda, itu membuatku merasa senang sekali. Sehari tak bertemu dengannya, rasanya seperti seribu tahun. Bila orang lain meledekmu karena penampilanmu, terbalik denganku. Aku melihatmu dengan mata hatiku, kurasakan hatimu itu begitu tulus, baik, dan sempurna. Aku tak peduli dengan penampilanmu, yang ku mau hanya kau Krystal. Kau seorang. Setiap kali kita berangkat ke sekolah, aku senang bisa bercanda denganmu. Aku senang saat kau menceritakan hal-hal aneh yang kau rasakan, itu membuatku keGRan. Tapi aku aneh, kenapa dia selalu menangis di taman?
Krystal POV
“Ital-ah, bisakah kau antar aku ke mall?” Tanya Bomi
“Ne, aku bisa” jawabku
“Geurae, kajja kita berangkat” ucapnya menarik tanganku ke mobilnya. Pulang sekolah, kami langsung menuju mall.
Beberapa menit, kami pun sampai di mall
“Kajja” ucap Bomi
“Ne” aku membuka pintu mobil dan turun. Kami pun masuk ke dalam mall.
“Krytal-ah, bila kau melihat baju yang bagus beritahu aku ye” ucapnya
“Ne” jawabku kami berjalan mencari-cari baju, hingga akhirnya kami temukan beberapa baju yang cocok untuk Bomi. Bomi pun mencobanya di kamar ganti.
“Eotteo?” Tanya Bomi kepadaku
“Bagus-bagus!” ucapku
“Geurae, aku akan membelinya” jawabnya lalu masuk lagi ke kamar ganti. Setelah mencoba beberapa baju, Bomi pun membelinya dan memberikan kepada kasir.
“Aku lapar Ital, kita makan yuk!”
“Nado” selesai membayar, kami pun pergi ke lantai atas untuk makan siang.
“Mau makan apa?” Tanya Bomi
“Terserah kamu aja deh!” jawabku
“Geurae” ucapnya. Bomi pun pergi untuk memesan makanan.
“Hya, yeoja culun!” seseorang menghampiri mejaku. Ternyata itu Suho dan teman-temannya.
“Yeoja culun sepertimu tidak pantas berada di tempat ini” ucap Suho
“Mwo?” tanyaku
“Lebih baik kau ngca dulu deh sebelum pergi ke tempat ini” ucapnya menertawaiku. Kai dan Sehun pun tertawa kecuali Luhan. Dia hanya melihatku tanpa berkata apa-apa. Mereka pun pergi meninggalkanku. Aku memperhatikan langkah kakinya
“Ital-ah, kau melihat siapa?” Tanya Bomi
“ah, an aniyo!” jawabku menoleh ke arah Bomi
“emm…”
“Wae?” tanyaku
“Aniyo” jawab Bomi
“Bomi-ah..”
“Ne?” tanyanya
“Apa kau berpikir aku ini anak culun?”
“Ne? Aisha pa yang kau katakana? Memangnya siapa yang menganggapmu culun”
“Suho-ah”
“Aish.. kau peduli apa dengan ucapannya? Dia itu emang begitu, menganggap semua orang itu rendah. Sudahlah jangan dengarkan dia, dengarkanlah sahabatmu yang yeppeo ini” ucapnya tertawa. Aku pun tertawa mendengar kata-katanya
“Ne. mungkin aku saja yang berlebihan” ucapku. Aku tahu kau hanya menghiburku saja Bomi-ah.
“Ini makanannya” ucap pelayan menaruh makanan di meja
“Ne, gamsahamnida” ucap ku
“Selamat makan” ucap Bomi. Aku hanya tersenyum melihatnya, aku pun memakan makanannya.
***
“Ital chamkamman!” teriak Bomi. Aku menoleh ke belakang.
“Kajja” ucap Bomi. Kami pun berjalan menuju kelas bersama.
BRUK
Tiba-tiba ada seseorang menabrak kami, membuat aku terjatuh
“Aw!” ucapku
“Mianhae Krystal-ah, Bomi-ah. Aku sedang buru-buru. Mianheyo” ucap Lay lalau beranjak pergi.
“Sini aku bantu” Luhan mengulurkan tangannya padaku
“Luhan-ah” aku melihatnya, lalu menyentuh tangannya. Luhan menarik tanganku, aku pun bangun dari jatuhku.
“ekhrm.. sebaiknya aku ke kelas duluan” ucap Bomi beranjak pergi
“Bomi-ah” ucapku
“Biarkan dia” ucap Luhan. Aku melihat Luhan sambil cemberut
“Wae? Kenapa pasang ekspresi seperti itu?” tanyanya
“Ish” aku memukul tangannya
“Aw, appo!” teriak Luhan. Aku berlari menjauh dari Luhan, lalau Luhan mengejarku.
“Aish.. capek tau. Jangan kejar aku” ucapku duduk di kursi taman
“Suruh siapa meninggalkanku?” Luhan mengeluarkan lidahnya :P Luhan pun duduk di dekatku.
“Mian soal perkataan Suho saat di mall ya” ucapnya
“Kenapa kau yang minta maaf? Suho aja yang bicaranya gak minta maaf” ucapku
“hmmm…”
“Sudahlah jangan pikirkan itu. Kajja kita ke kelas” ucapku menarik tangan Luhan. Kami pun berjalan ke kelas. Tiba di kelas, kami pun masuk ke kelas.
“Aigoo… Luhan-ah, sedang apa kau bersamanya? Apa dia yeojachingumu? Aish… Luhan coba lihat dia. Dia itu yeoja culun” ucap Suho kepada Luhan sambil tertawa evil
“Suho-ah, jaga ucapanmu!” ucap Luhan
“Sudahlah Luhan” ucapku. Tiba-tiba Suho mengambil kacamataku lalu menaruhnya ke lantai
“Apa yang kau lakukan?” bentakku. Suho menginjak kacamataku hingga kacanya pecah
“Suho-ah!” Teriakku
“Heh yeoja culun, dengar ya. Semenjak kau pindah ke sekolah ini, kau membuat ku bad mood dikelas tau! Aku enek liat wajah da penampilan culunmu!” ucap Suho memberikan tatapan tajam kepadaku. “Mwo? Mwoya? Apa aku gak salah dengar” ucapannya membuat hatiku begitu sangat sakit, aku menangis lalu pergi ke luar kelas.
“Suho-ah! Kamu gak punya perasaan ya” Bentak Luhan
“So What?” jawab Suho. Bomi mencoba mengejarku, tapi langkahnya dihentikan Luhan
“Biar aku saja” luhan pun mengejarku ke luar.
Hiks hiks hiks…
Aku berlari ke taman dengan air mata bercucuran. Aku pun duduk di kursi taman, aku tak bisa menghentikan air mataku hingga aku membiarkannya membasahi pipiku. Aku belum sempat memberikan coklat kepadanya, tapi kenapa dia sudah menyakiti hatiku? Aku tau kalau dia memang selalu berkata hal buruk tentangku, tapi kali ini dia keterlaluan
“Ital-ah” ucap Luhan menghampiriku. Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya. Luhan pun duduk di dekatku, lalu dia memelukku.
“Arraseo” dia memelukku erat.
“Kalau kau ingin menangis, menangislah di pundakku. Aku siap menjadi tempat bersedihmu. Menangislah sesukamu, supaya beban dipikiranmu berkurang. Btw, kamu lebih cantik kalau tidak pakai kacamata kok” dia mengelus-ngelus rambutku.
“Jinjja?” ucapku sambil menangis. Aku pun membalas pelukannya.
Tet…. Bel masuk berbunyi
“Masuklah Luhan-ah, aku tidak apa-apa kok” aku melepas pelukannya
“Aniyo, aku tak bisa meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini. Lebih baik kita pergi saja” Luhan menarik tanganku
“Ediseo?” tanyaku
“Kajja!” aku pun menurutinya. Kami pergi mengendap-endap, hingga akhirnya kami bisa pergi dari sekolah tanpa ketahuan siapapun. Luhan melambaikan pada taxi, lalu kami naik ke dalamnya.
“Kita mau kemana?” tanyaku
“Ke suatu tempat” jawabnya tersenyum kepadaku. Mobil taxi pun berjalan.
Beberapa menit kemudian mobil pun berhenti
“Ini ahjusshi, gamsahamnida” ucap Luhan. Kami pun turun dari mobil.
“Tempat apa ini?” tanyaku
“Ini adalah taman curhatanku. Appa sengaja membeli tanah khusus untukku dan hyungku. Setelah aku curhat disini, aku selalu merasa tenang. Appa dan eomma jarang sekali datang kesini karena kuncinya hanya ada pada kami berdua, jadi hanya aku dan hyungku yang selalu datang kesini. Jadi tidak akan ada siapa-siapa yang datang ke tempat ini selain aku dan hyungku” jawabnya
“Kamu punya kakak?” tanyaku
“Ne, dia adalah hyung satu-satunya. Tapi setahun yang lalu, kakakku kecelakaan saat dipesawat. Akibat kecelakaan itu, mengakibatkan nyawanya tak terselamatkan. Saat mendengarnya aku sangat terpukul sekali”
“emm… mianhaeyo” ucapku menundukkan kepala
“Gwaenchana, kajja kita masuk” Luhan membuka kuncinya, kami pun masuk ke dalam. Saat di dalam aku melihat ke sekeliling “WOW” gumamku. Indah sekali, semuanya dipenuhi dengan bunga. Tempat ini seperti taman surga. Ditengah-tengah terdapat sebuah kolam air mancur, indah sekali.
“Areumdaun” ucapku. Luhan menarik tanganku ke hadapan batu besar
“Ige mwoya?” tanyaku
“Ini adalah batu curhatan. Biasanya aku dan hyungku selalu menulis curhatan kami disini” jawabnya
“Pantas saja banyak sekali ukiran disana” aku tersenyum melihatnya
“Ketika aku senang aku selalu menuliskannya ke batu ini. Keundae, saat aku sedih aku selalu menuliskannya ke pasir itu” Luhan menunjuk pada kotak pasir. Aku menghampiri kotak pasir itu
“Besar sekali kotaknya” ucapku
“Ne. koktaknya besar supaya aku leluasa menulis curhatanku”
“Ini kotak curhatan juga?” tanyaku
“Ne” jawabnya. Aku hanya tersenyum dan mengangguk
“Sekarang tulislah isi curhatan mu” ucap Luhan
“Eodiseo?” tanyaku
“Terserah” jawabnya
“Geurae” aku pun menulis isi curhatanku di kotak pasir. Sementara Luhan menulis curhatan di batu curhatan.
“Selesai..” ucapku
“Ne? coba kulihat” Luhan menghampiriku
“Aku menyukaimu karena aku membencimu” ucap Luhan
“Naega arraseo anninde” ucapnya
“hahaha… kamu gak bakalan ngerti” ucapku tertawa
“Coba aku lihat kamu menulis apa?” aku menghampiri batu curhatan yang diukir Luhan
“Saranghae, Mianhae. Mwo?” aku menggaruk rambutku
“Kamu gak bakalan ngerti” ucap Luhan
Luhan POV
“Itu adalah isi hatiku kepadamu Krystal-ah” gumamku
“Aish, kenapa kau mencuri kata-kataku?” ucap Krystal
“hahaha…”
“Wae?” tanyanya
“Aniyo, hahaha” aku kembali tertawa
“Ikut aku” aku memegang tangannya meuju ke kolam air mancur
“Ini adalah air mancur ajaib” ucapku
“Mwo? Ajaib? Ajaib apanya?”
“Kamu gak percaya?” Tanya ku
“Aniyo” jawabnya menggelengkan kepala
“Geurae, akan kubuktikan” aku memetik bunga mawar merah, lalu mencelupkan ke dalam air mancur dan memberikan kepadanya
“Ini” ucapku
“Mwo? Ini tak terjadi apa-apa!” tegasnya
“Seminggu lagi kau akan mengetahuinya, jagalah bunga itu dengan baik-baik. Jangan sampai kau buang! Oya, kalau kau mengacuhkanku bunga itu akan berkata padamu” ucapku
“hakh? Geurae” ucapnya mengambil bunganya.
“Krystal-ah, kau takkan tau kalau didalam bunga itu sekarang sudah ada jiwaku. Jadi bila kau sedang sedih/senang aku akan mengetahuinya. Termasuk bila kau melupakanku” gumamku
“Luhan-ah, kenapa ketika sedih menulisnya di pasir. Sementara bila kau senang mengukirnya di batu?” Tanya Krystal
“Bila kita sedih, kita tulis di dalam pasir supaya mudah terhapus. Sedangkan bila kita senang, kita ukir di batu agar tidak mudah terhapus” jawabku
“ah, begitu. Geurae, arraseo”
“Kau satu-satunya temanku yang aku ajak kesini. Aku belum pernah mengajak siapapun kesini” ucapku
“Waeyo?” tanyanya
“Karena ini adalah tempat rahasia” jawabku
“Chamkkaman, aku akan menelfon Bomi dulu” ucapku. Aku pun mengambil handphoneku lalu menelfon Bomi
“Yoboseyo” ucapnya
“Bomi-ah, bisakah kau antarkan tas Krystal kerumahnya?” tanyaku
“Kalian sedang dimana? Mengapa tak masuk ke kelas? Ne, Geurae” jawabnya
“Itu tak penting. Ok, gomawo” ucapku menutup telfonnya
“Kau masih ingin disini?” tanyaku pada Krystal
“Ne, aku suka tempat ini”
“Ok, ini aku akan kasih kunci milik hyungku padamu. Jadi kau bebas mau kesini kapanpun” aku memberikan kuncinya
“Jinjjayo? Luhan-ah, gomapta” ucapnya memelukku
“Bolehkah kutanya sesuatu?” tanyaku
“Mwo?” jawabnya melepaskan pelukannya
“Curhatan yang kau tulis itu sebenarnya untuk siapa?”
“emm… itu. Em… untuk seseorang yang aku sayang”
“Nuguya? Siapa yang dia sayang? Apakah ada orang lain yang dia sayangi? Atau mungkin orang itu adalah aku? Kenapa aku jadi keGRan gini” gumamku
“Nuguya?”
“Secret”
“Aish, ayolah jangan membuatku penasaran. Semoga saja aku bisa membantumu mendapatkannya” ucapku memohon
“Katakanlah nama Luhan” gumamku
“Dia… dia… dia adalah” Krystal memotong ucapannya
“Keundae, berjanjilah padaku agar kau mau membantuku mendapatkannya” ucapnya
“Ne” jawabku
“Dia, dia adalah Suho” Jleb, hatiku rasanya seperti ditusuk pedang. Aigoo.. ternyata selama ini dia menyukai Suho. Jadi seseorang yang dia ceritakan kepadaku adalah Suho. Dan saat dia menangis itu karena Suho. Suho? Mengapa harus dia? Suho, sahabatku sendiri. Pikirku
“Luhan-ah” dia melambaikan tangannya padaku
“ah ne?” ucapku yang tersadar dari pikiranku
“Waeyo?” tanyanya
“Aniyo”
“Kau tahu, dalam hidupku aku belum pernah merasakan kasih sayang dari siapapun. Orangtuaku meninggalkanku begitu saja, mereka mungkin tidak menyayangiku. Aku sangat ingin disayangi oleh orang lain. Terutama Suho, aku ingin disayangi olehnya. Aku selalu sakit hati, bila melihat dia bermesraan bersama Eunji. Aku selalu menahan rasa sakitku setiap hari. Luhan-ah, Kau mau membantuku kan?”
“Setelah apa yang dia katakana dan dia perbuat selama ini?” tiba-tiba kata-kata itu muncul dari mulutku
“Mwo?” tanyanya
“An aniyo” jawabku
“Jadi kau mau bantu aku kan? Jebal…” dia memohon kepadaku. Ya mau bagaimana lagi, aku sudah berjanji kepadanya. Janji itu harus ditepati.
“ Geurae aku akan membantumu” ucapku
Aku member tahu bagaimana criteria yeoja idaman Suho
“Pertama dia suka yeoja yang berambut pendek bergelombang, memakai seragam pendek, kaos kaki panjang, pintar bahasa Perancis, …”
“Aigoo, sulit sekali” ucapnya polos
“Tidak juga” ucapku tersenyum
“Aku gak biasa pake baju yang pendek-pendek” ucapnya
“Itu resikomu”
“Tapi kamu bisa bantu aku kan?”
“Geurae”
Ku telfon ahjusshi yang bekerja di koperasi sekolah, aku minta mereka menyiapkan seragam pendek untuk yeoja. Setelah semuanya beres, kututup telfonnya.
Untuk menunggu waktu bubaran sekolah, aku mengajarinya bicara bahasa Perancis. Dia belajar dengan sungguh-sungguh, hingga membuatku kelelahan. Tapi senang juga bisa mengajarinya, dan berduaan bersamanya. Ya, walau ku tahu kau belajar hanya demi mendapatkan Suho.
***
Jam 15.00, mungkin murid-murid sudah pulang. Sebaiknya sekarang aku mengajaknya
“Krystal-ah, kajja kita ke salon sekarang” ucapku membuka pintu mobil
“Ne” Krystal pun masuk ke dalam mobil. Aku pun menyalakan mobil dan melaju.
“Sampai” ucapku
“Jinjja?” Krystal pun turun dari mobil dan masuk ke salon. Aku pun turun dan mengikutinya. Kulihat dia sedang asyik memilih model rambut yang cocok untuknya. Selesai memilih yang cocok, dia pun member tahu pelayannya lalu duduk di kursi khusus.
“Krystal-ah, aku keluar sebentar ya” ucapku
“Ne” jawabnya. Aku pun keluar dari salon, mengambil handphoneku dan menelfon Bomi.
“Bomi-ah, kau sudah pulang?” tanyaku
“Aniyo, aku sedang les nyanyi sekarang”
“Geurae, tak usah kau ambil tas krystal, biar aku saja yang mengambilnya sekarang”
“Ne” aku pun menutup telfonnya, lalu pergi ke sekolah.
Sesampainya disekolah, kulihat sudah sepi, aku langsung pergi ke kelas dan mengambil tasku dan Krystal. Aku pun kembali ke mobil dan pergi lagi ke salon.
“Luhan-ah, eotteokhae?” Tanya Krystal kepadaku
“Whoa” aku melihat Krystal tanpa berkedip
“Eotteo?” tanyanya lagi
“Neo.. neomu yeppeo” ucapku terbata-bata
“Jinjjayo? Wah, aku gak sabar ingin cepat-cepat ke sekolah” ucapnya memelukku
“Ya, kau ingin cepat-cepat ke sekolah, sementara aku ingin cepat-cepat musnah” pikirku
“Kajja kita ambil seragam yang telah kita pesan dan membeli kaos kaki dan sepatu” ucapku menarik tangannya
“Keundae, salonnya” ucap Krystal
“Ah, ne. aku lupa” Aku pun membayarnya, lalu kami pun pergi ke sekolah untuk mengambil seragamnya. Setelah mengambilnya kami pun melanjutkan ke mall. Setibanya disana, kami langsung mencari sepatu dan kaos kakinya. Cukup lama kami mencari, akhirnya ketemu juga barang yang kami cari. Krystal mencoba sepatunya, dan ternyata ukurannya pas. Kami pun membelinya.
“Luhan-ah?” Tanya krytal
“Ne?” jawabku
“Aku lapar”
“Ne, me too. Kajja kita makan dulu” kami pun pergi ke lantai bawah untuk makan. Selesai makan kami pun pulang karena hari mulai gelap.
Kuhentikan mobilku di depan rumah Krystal. Kulihat Krystal tertidur, mungkin dia kelelahan. Entah apa yang ada dipikiranku, tiba-tiba saja aku ingin menciumnya. Saat wajah kami sudah dekat, dan
“emh…” krystal terbangun. Aku pun memundurkan wajahku
“Luhan-ah, apakah kita sudah sampai?” tanyanya
“Ne” jawabku
“Geurae, aku turun yah” Krystal pun turun dari mobil. Aku membawa tas belanjaan yang di beli tadi dan tas sekolahnya, lalu memberikannya.
“Ini. Oya, jangan lupa taruh bunga mawar yang kuberikan di dalam vas berisikan air ne” ucapku
“Ne”
“Geurae, aku pulang dulu ya. Annyeong”
“Annyeong” ucap Krystal melambaikan tangannya padaku. Aku pun masuk ke dalam dan melajukan mobilku.
“Apakah kau tak bisa merasakan Krystal-ah? Aku menyukaimu dari pertama kau masuk sekolah. Apakah kau tak bisa memahami hatiku eoh?” ucap ku sambil menangis
Krystal POV
Kubawa tas ku kedalam, dan meletakkan diranjangku. Aku mencari vas bunga di lemari, dan akhirnya kutemukan. Ku isi vas tersebut dengan air, lalu ku taruh bunga mawar yang diberikan Luhan.
“Areumdaun” ucapku. Aku letakkan vas tersebut, di meja dekat lampu tidurku. Aku membuka tas belanjaan, lalu ku simpan di tempat yang seharusnya. Saat menyimpan seragam, kulihat tubuhku di cermin.
“Apa benar aku cantik bila gak pakai kacamata?” ucapku. Aku pun mengganti bajuku, lalu tidur.
***
Kubuka mata ku, lalu ku lihat jam. Ternyata jam 6, aku pun bangun dari tidurku. Saat ku lihat sepatu baru yang kubeli kemarin, aku langsung teringat. Sekarang saatnya. Aku langsung pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, ku pakai baju dan rok ku
“Uh, Pendek amat sih. Jadi gak enak pakenya” aku menarik-narik rok pendekku ke bawah
“Keundae, nan gwaenchana. Demi Suho, apapun akan kulakukan” aku pun memakai dasi lalu kaos kaki dan sepatu. Kulihat tubuhku di cermin
“Wow, daebak. Aku benar-benar sungguh berubah” ucapku. Aku ambil sisir, dan merapikan rambutku. Setelah rapi, aku langsung masak untuk sarapan dan berangkat ke sekolah.
Setibanya di sekolah, aku masuk ke dalam. Rasanya, semua orang yang kulewati melihatku. Ah, aku tak peduli. Ini demi Suho
BUGH…
Aku terjatuh ke lantai
“Yak, kalau jalan liat-liat dong” seseorang membentakku. Aku merapikan bajuku lalu berdiri. Saat kulihat, Aigoo ternyata Suho. “Apa yang harus kulakukan?” gumamku
“Krystal-ah” ucap Suho
“Ne?” tanyaku. Rasanya aku akan dimarahi lagi
“Neo. Krystal-ah? Jinjjayo?” ucap Suho terbata-bata
“Ne, ini aku Krystal Jung” Suho hanya menatapku tak percaya, bahkan dia sampai tidak berkedip. Kai dan Sehun pun terus melihatku
“Suho-ah, mianhaeyo. Aku memang selalu tidak hati-hati dalam berjalan” aku membungkukkan badanku
“Gwaenchana” Kulihat dibelakang Suho, Luhan berjalan menghampiri kami.
“Ann-n-nyeong” ucap Luhan
“Hya, Luhan-ah kau lihat dia. Dia begitu sangat berbeda” ucap Sehun kepada Luhan. Aku hanya tersenyum kepada Luhan
Luhan POV
“Aigoo… eotteokhaeyo? Melihat Krystal berpakaian sepaerti itu membuat ku makin sayang kepadanya. Sepertinya aku tak akan bisa menghilangkan dia dari pikiranku” gumamku. Aku memperhatikan Krystal, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Wah, dia benar-benar sangat cantik. Aku tak bisa menghentikan tatapanku kepadanya.
“Hya, Luhan-ah!” teriak Sehun
“Ah, ne. eodiseo?” jawabku terbata-bata
“Kau ini kenapa?” tanyanya
“Aniyo”
“Kajja kita ke kelas” ajak Suho kepada kami sambil menggandeng Krystal. Pemandangan menyakitkan apa yang kulihat sekarang ini, aku benar-benar sangat sakit hati melihat semua ini. Aku mencoba alihkan pandanganku dari Krystal, tapi tetap saja dipikiranku hanya ada Krystal. Kami pun tiba di kelas, dan masuk ke dalam.
Krystal POV
“Krystal-ah” Bomi memanggilku. Kulihat dia membulatkan matanya saat melihatku.
“Krystal-ah, apkah kau benar Krystal? Tanyanya
“Ne, ini aku Krystal” jawabku
“ah.. geurae” Bomi kembali duduk di kursinya. Melihat sekeliling, ternyata semua orang sedang memperhatikanku. Rasanya aku jadi malu
“ Krystal-ah, kembalilah menjadi partnerku” ucap Suho
“Ne?” ucapku tak percaya
“Keundae” ucapanku terpotong
“Kembalilah, jebal” ucapnya memohon kepadaku
“Geurae” ucapku.
Sejak saat itulah, aku merasakan bahaagia sekali. Aku bisa menjadi teman bangku Suho, diajaknya jalan-jalan, bermain bersamanya, dan banyak lagi.
“Sejak saat itulah, aku merasakan sakit hati sekali. Aku akan terus melihatmu bermesraan bersama Suho, digandeng Suho, bercanda dengan Suho, dan masih banyak lagi. Hari ini dan seterusnya, akan menjadi hari-hari terburuk dalam hidupku. Keundae, lebih baik aku melihatnya bahagia dari pada aku harus memaksanya mencintaiku. Lagi pula Krystal itu sahabatku, mana mungkin aku membiarkannya menderita. ” gumam Luhan menundukkan kepalanya.
Bel masuk pun berbunyi, semua murid duduk di kursinya masing-masing. Sosaengnim pun masuk ke dalam kelas, beliau memberikan tugas kelompok pada kami.
“Kelompoknya adalah, Sehun dengan Chorong, Kai dengan Hyuna, Lay dengan Bomi, Suho dengan Eunji, Luhan dengan Krystal, ….” Ucap sosaengnim.
“Sosaengnim, bisakah aku satu kempok dengan Krystal” ucap Suho
“emm… geurae, Suho dengan Krystal dan Luhan denan Eunji”
“Aniyo, shireo!” ucap Eunji
“Sudah Eunji, jangan membantah!” tegas sosaengnim
Sosaengnim pun memberikan tugas pada kelompoknya masing-masing. Kelompokku mendapat tugas membuat laporan tentang bunga mawar.
“Kita bisa temukan bunganya di taman” ucap Suho
“Ne, kajja” kami pun pergi ke taman untuk memetik beberapa bunga mawar. Sesampainya di taman, aku memetik bunga mawar marna putih. Aku mencium aromanya, harumnya. Tiba-tiba Suho menyelipkan bunga mawar merah di telingaku.
“Yeppeo” ucapnya. Aku hanya tersenyum kecil kepadanya. Setelah memetik beberpa bunga, kami pun membuat laporannya. Setelah selesai, aku pun memberikannya pada sosaengnim.
Jam istirahat, Suho Kai dan Sehun mengajakku ke kantin. Aku tidak menyangka mereka bisa mengajakku, ini seperti mimpi saja. Mungkin aku akan terbangun dari tidurku. Eunji datang menghampiri kami.
“Suho-ah!” bentaknya
“Waeyo?” Tanya suho
“Apa-apaan ini, mengapa kau mengajak dia” Eunji menujuk ke arahku
“Sudahlah, kamu duduk saja” Suho menarik tangan Eunji, dan menyuruhnya duduk
“Sekarang dia teman kita” ucap Suho
“Mwo? Suho-ah” ucap Eunji cemberut
“Aish, Eunji-ah jangan begitu. Bersikplah baik padanya” ucap Suho mengelus rambut Eunji. Suho mungkin sudah berubah, tapi Eunji masih tetap saja. Hatiku terasa sakit kembali, saat melihat Suho mengelus rambut Eunji. Itu menyakitkan bagiku. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
“Hya, kalian gak ajak-ajak” ucap Luhan menghampiri kami
“Mian Luhan-ah, aku gak ingat sama kamu” ucap Kai
“Aish, kalian ini” Luhan melihat kearahku
“Krystal-ah, kau disini juga?” tanyanya
“Ne” ucapku. Luhan pun duduk di kursi disampingku. Kami pun memesan makanan, dan memakannya bersama. Kulihat Suho menyuapi makanan pada Eunji. Aigoo.. eotteokhaeyo? Kenapa aku harus melihat pemandangan sakit sedekat ini.
“Krystal-ah? Wae? Ayo makan makananmu” ucap Sehun kepadaku
“ah, ne” ucapku memakan kembali makananku
Tet… bel pulang berbunyi.
“Krystal-ah, mau ikut jalan-jalan” Tanya Suho kepadaku
“Ne? em.. geurae” aku menganggukan kepalaku. Kami pun pergi bersama.
Suho berhenti di sebuah mall. Dia mengajakku ke lantai paling atas yang merupakan Timezone. Kami bersenang-senang disana, kami memainkan permainan bersama. Ini adalah saat-saat yang aku inginkan, ku harap ini bukan mimpi.
Jam 18.00, Suho mengantarkanku pulang ke rumah. Aku mengucapkan terima kasih kepadanya, karena mau mengantarkanku pulang. Suho pun menjalankan mobilnya untuk pulang. Aku melambaikan tanganku.
Aku masuk ke dalam rumah, lalu ke kamar.
“Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan yang pernah ku alami seumur hidupku. Tak ku sangka aku bisa pergi berdua bersama Suho. Aku tak akan pernah melupakan hari ini” ucapku. Aku melihat ke arah vas bunga
“Luhan-ah, gomawo atas bantuanmu. Akhirnya Suho bisa berubah kepadaku” ucapku mengelus bunganya. Aku mengganti baju ku, lalu tidur.
Luhan POV
“Aku senang bila melihatmu kau senang Krystal. Meskipun hatiku sakit melihatnya, tapi aku senang kau bisa tersenyum bahagia. Sepertinya aku harus mulai melupakanmu Krystal, tapi sulit untukku. Melupakanmu satu hari saja, sudah membuatku pusing. Apa lagi melupakanmu selamanya” gumamku menitikan air mata.
“Kau tak akan pernah bisa menjadi milikku Krystal-ah. Kau hanya bisa menjadi sahabatku saja, tapi sebenarnya aku menginginkan lebih dari seorang sahabat” ucapku menundukkan kepala.
“Mengingat tentang hari ini, mempuatku sakit. Lebih baik aku tidur saja, semoga besok aku bisa tahan melihatnya” aku menarik selimut, lalu menutup mataku.
***
“Luhan-ah” panggil Krystal
“Annyeong” ucapku
“Nanti pulang sekolah, kau ajari aku bahasa Perancis ya. Aku ingin sekali bisa cepat-cepat menghafalnya” ucapnya
“Geurae” kami pun berangkat ke sekolah bersama.
Krystal POV
Kami tiba di sekolah, dan masuk ke kelas. Di kelas rupanya sudah ada Bomi. Aku menghampirinya.
“Bomi-ah” panggilku
“Krystal-ah” ucapnya melihat ke arah ku
“Mian kemarin aku gak sempat menemanimu saat istirahat ataupun pulang” ucapku
“ah, ne. Gwaenchana, lagi pula aku senang bila melihatmu senang”
“Kau memang sahabat terbaikku” aku memeluknya
“Hya, memangnya aku bukan sahabat terbaikmu?” ucap Luhan menghampiri kami
“Bukan gitu” ucapku melepas pelukanku
“Aku juga ingin di peluk” ucapnya
“Shireo” ucapku memalingkan pandanganku
“aish, kau ini. Geurae aku saja yang memelukmu” ucapnya mendekatiku
“Aniyo” ucapku berlari
“aish, Krystal-ah. Kau ini seperti baby saja” ucap bomi. Luhan dan Bomi menertawaiku
“Hya, jangan menertawakanku” ucapku cemberut
Tet… bel masuk berbunyi. Semua murid pun masuk ke dalam kelas, kecuali Suho. Kulihat Kai dan Sehun tidak bersama Suho
“Sehun-ah, Suho kemana?” tanyaku
“Suho tidak sekolah. Dia bilang ada urusan” jawabnya
“Memangnya kenapa? Kau begitu mengkhawatirkannya” Tanya Kai padaku
“ah, aniyo. Aku hanya bertanya, memangnya tidak boleh?” jawabku. Aku lihat ke meja Eunji, dia juga tidak ada. Apakah mereka sengaja tidak sekolah berdua. Sosaengnim pun masuk ke dalam kelas, pelajaran pun dimulai.
Tet… bel istirahat berbunyi
“Kajja” ucap Kai kepadaku
“Ne” aku mengikutinya
“Chamkkaman” ucap Luhan
“Kajja” ucapku. Kami pun pergi ke kantin. Sehun memesan makanan yang kami pesan, semantara aku Kai dan Luhan menunggu di meja.
“Eunji juga sama?” tanyaku pada Kai
“Mwo? Sama apa?” jawabnya
“Kenapa Eunji juga tidak sekolah? Apakah dia juga punya urusan?”
“ah, itu. Suho dan Eunji pergi berdua. Entah kemana, nan molla. Aku juga gak tau urusan apa yang mereka lakukan”
“Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?” Tanya Kai heran
“Aniyo” jawabku. Makanan pun tiba di meja kami, kami langsung memakan pesanan kami.
Luhan POV
Bel pulang berbunyi, aku dan Krystal pun pulang.
“Bisakah kita belajarnya di taman curhatan?” Tanya Krystal
“Geurae, terserah apa katamu” kami pun berjalan menuju taman curhatan. Setibanya disana, aku membuka kuncinya lalu masuk ke dalam.
“Aku rindu tempat ini” ucap Krystal
“Apa aku boleh datang setiap hari kesini?” Tanya Krystal
“Ne, kau boleh datang kapanpun sesukamu. Keundae, jangan pernah mengajak siapapun datang kesini. Kalau kau mau kesini, datanglah sendiri”jawabku
“Ne, arraseo” kami pun mulai belajar.
3 jam aku mengajarinya,. Selesai mengajarinya, dia mendekati batu curhatan. Lalu dia mengukir di batu curhatan “Tunggu aku” itulah kata-kata yang dia ukir. Krystal pun akhirnya pulang
“Daebak, dia belajar begitu cepat. Niatmu mendapatkan Suho besar sekali” gumamku.
Krystal POV
Sudah beberapa minggu, aku diajari Luhan bahasa Perancis. Selain diajari Luhan, aku juga sering belajar sendiri dirumah sampai akhirnya aku bisa. Aku bekerja keras, agar dapat menguasainya. Aku ingin sekali bisa mendapatkan Suho, aku ingin bisa menjadi yeojachingunya. Selain diajari Luhan, aku juga selalu mendapatkan perlakuan berbeda dari Suho. Apakah dia mulai suka padaku? Ku harap begitu. Ku lihat dia tidak lagi bersama Eunji, dia lebih sering bersamaku. Itu membuatku keGRan, aku selalu mengira bahwa tak lama lagi dia akan katakan “saranghae” padaku. Dia juga suka memuji bahasa Perancisku, dia bilang tak menyangka kalau aku bisa menguasai bahasa Perancis. Dia tak tau, kalau sebenarnya aku sengaja belajar hanya demi dia.
2 bulan kemudian, aku tidak belajar bahasa Perancis lagi. Luhan bilang aku sudah bisa, jadi dia bilang tidak usah belajar lagi padanya. Aku menuruti apa yang dia katakana, aku juga gak ma uterus ngereppotin luhan. Sudah lama aku menunggu, tapi aku tak pernah mendengar kalau Suho mengatakan dia suka padaku. Selama ini aku susah bekerja keras, untuk menjadi yeoja idamannya. Bahkan dia pernah bilang kalau aku ini yeoja idamannya, tapi dia tak pernah katakana kalau dia menyukaiku. Rasanya aku terpukul sekali. Mungkin aku sangat terlalu berharap kalau dia menyukaiku. Tapi mengapa dia selalu perlakukanku layaknya sepasang kekasih? Apa dia hanya mempermainkanku.
Sejak aku bersama Suho, aku jarang sekali bersama Luhan. Terkadang aku lupa padanya. Bahkan aku lupa pada bunga yang dia berikan. Saat aku melihat bungaya, bunga itu layu. Aigoo, apa yang telah aku lakukan? Mengapa bunganya bisa sampai layu, padahal kemarin-kemarin bunganya itu biasa saja. Aku heran pada bunga ini, sungguh aneh. Aku mengganti air yang ada di dalam vas, dengan air baru. Aku menyimpannya kembali ke tempatnya semula.
Luhan POV
“Krystal-ah, apa kau melupakanku? Kau sungguh benar-benar berubah setelah dekat dengan Suho. Kau mungkin bisa melupakanku, tapi aku tak akan pernah bisa melupakanmu Krystal. Kau adalah cinta pertama dan cinta terakhirku. Aku tak pernah suka sama siapapun lagi, kecuali kepadamu. Mulai sekarang, semoga kau hidup bahagia bersamanya Krystal” Aku menangis di kamarku.
Aku berjalan kearah pintu, lalu kubuka kuncinya. Aku masuk ke dalam dan menghampiri batu curhatan. Aku mengukir di batu itu. Aku membuat sebuat hati dengan tulisan “Saranghae Krystal Jung” didalamnya. Aku gak peduli kalau nanti Krystal melihatnya, aku gak ingin terus menyimpan rasa ini dalah hatiku. Aku mengambil buku catatan, lalu aku menulis di buku itu. Aku merobek kertas yang sudah kutulis, lalu aku menguburnya didalam kotak pasir curhatan.
“Ku harap kau tak menemukannya” ucapku
***
Kulihat Krystal baru berangkat dari rumahnya. Aneh, biasanya Suho menjemputnya. Tapi kenapa sekarang dia sendiri? Aku mencoba memanggilnya, tapi dia tidak mendengarku. Aku pun biarkan dia pergi sendiri. Saat Krystal menyebrang, aku lihat mobil melaju dengan kecepatan penuh. Aku mencoba memanggilnya dengan keras, tapi dia tidak mendengarku. Apa yang dia pikirkan, hingga tak mendengarku? Aku tak bisa berdiam diri melihatnya, akupun berlari menghampirinya. Aku dorong Krystal kearah trotoar sementara aku masih berdiri di jalan
BUGH….! Mobil itu menabrakku
Krystal POV
Kurasakan seseorang mendorongku, aku pun terjatuh ke trotoar. Rasanya sakit sekali, pipiku tergores ke trotoar. Sakit sekali
BUGH….!
Aku mendengar sesuatu, aku mencoba bangun dari jatuhku meskipun rasanya sakit. Aku pun bisa berdiri, aku langsung menoleh ke arah belakang.
“Aigoo… Luhan-ah” teriakku. Aku menghampiri Luhan, seluruh tubuhnya berdarah. Kulihat dia pingsan. Aku langsung berteriak minta tolong, orang-orang pun berdatangan menghampiri kami. Mereka lalu menelfon ambulan
“Luhan-ah, ireona! Ireona!” ucapku sambil menangis. Darah dari Luhan terus keluar, terutama dari kakinya. Ku ambil handphoneku lalu menelfon Sehun
***
Kai, dan Sehun berlari menghampiriku
“Krystal-ah” ucap Sehun. Aku melihat kearahnya
“Sehun -ah” aku menghampiri mereka
“Suho-ah, hiks hiks” ucap ku sambil menangis. Sehun memelukku dan mengelus rambutku.
“Luhan-ah.. Lu Lu han” ucapku terbata-bata sambil terus menangis
“Ne, arraseo. Sudah, ulljima” ucapnya
“Bagaimana ini bisa terjadi?” Tanya Kai. Aku tidak menjawab pertanyaan Kai, aku terus menangis di pelukan Sehun.
Dokter pun keluar dari ruangan Luhan, aku melepaskan pelukannya dan menghampiri dokter.
“Eotteokhae?” ucapku sambil menangis
“Maafkan saya, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi saya tidak bisa menolong nyawanya, hingga akhirnya Luhan meninggal. Ini mungkin sudah kehendak Tuhan. Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Sekali lagi, maafkan saya” ucap dokter
“MWO?” ucapku tak percaya apa yang dikatakan dokter
“Jangan bilang ini asli, dokter hanya bercanda kan” ucapku
“Sudah, sudah, Krystal” ucap Sehun menenangkanku.
***
Aku lihat, orang-orang mulai bubar. Hanya tinggal orang tua Luhan yang sedang berada dipemakamannya. Eommanya menangis sambil menaburkan bunga. Aku pun memberanikan diri menghampiri mereka
“Annyeonghaseyo ahjumma, ahjusshi” ucapku membungkukan badan
“Annyeong” ucap appanya Luhan
“Mianhae, atas kejadian ini. Aku benar-benar tidak tahu kalau kejadian ini akan menimpa Luhan. Kalau saja Luhan tidak menolongku, mungkin Luhan masih bisa hidup. Ahjumma, ahjusshi, sekali lagi mianhae” ucapku menangis
“Gwaenchana, ini bukan salahmu. Ini mungkin sudah menjadi kehendak Tuhan. Sekarang Luhan sudah kembali ke sisi Tuhan. Jangan salahkan dirimu sendiri” ucap appa Luhan mengelus pundakku
“Jangan berbicara seperti itu, ini sudah menjadi kehendak Tuhan. Kami tidak menyalahkan kamu, jangan berpikiran seperti itu” ucap eomma Luhan sambil menangis
“Tapi, tapi” ucapku terbata-bata
“Sudah, yang terjadi biarlah terjadi” eomma Luhan memelukku. Aku pun memeluknya kembali sambil menangis.
“Sekarang kami pamit pulang dulu. Hari mulai hujan, sebaiknya kamu segera pulang” ucap appa Luhan
“Silahkan” ucapku. Mereka pun pergi meninggalkanku. Kakiku tiba-tiba terjatuh ke bawah, kupandangi makam Luhan. Tiba-tiba hujan pun turun dengan deras, aku tak perduli meski aku kehujanan. Aku hanya ingin bersamamu Luhan
“Wae? Waeyo? Kenapa kau selamatkan hidupku? Lebih baik aku saja yang mati, dari pada harus kau yang mati. Aku benar-benar bodoh, seharusnya aku tidak memikirkan Suho saat itu. Ini semua salahku, salahku. Mianhaeyo Luhan-ah, mianhae” ucapku menangis
“Kenapa kau rela mati demi aku Luhan? Kenapa?” aku menangis tanpa henti, air hujan sudah membasahi semua bajuku. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu Luhan, aku berjanji
“Krystal-ah, ireona” ucap seseorang kepadaku. Aku melihat kearahnya, ternyata itu Suho.
“Ireona” ucapnya. Aku masih tetap tak berdiri, dan terus menangis. Suho membantuku berdiri dan memelukku.
“Mianhae atas semua yang kulakukan padamu. Aku tau aku salah. Tapi berkat Luhan, aku sudah menyadari semuanya. Sekarang aku tau bahwa selama ini aku salah mempermainkanmu” ucapnya
“Mwora?” tanyaku. Suho menggandengku menuju mobilnya, kami pun masuk ke dalam. Di dalam Suho memberikanku handuk kecil, lalu dia menyetir mobilnya. Suho memberitahu aku semua yang Luhan ucapkan padanya
Flashback
Suho POV
Luhan datang menghampiriku, melihatku tajam.
“Wae?” tanyaku
“Suho-ah, apa yang kau lakukan”
“Mwo? Melakukan apa? Aku tidak melakukan apa-apa” ucapku tak mengerti
“Tak bisakah kau menjadi namja baik hati hakh? Apa kau senang bila mempermainkan Krystal? Apa kau tak bosan mempermainkan yeoja?” ucapnya dengan nada tinggi
“Apa yang kau bicarakan Luhan-ah? Kenapa kau membentakku?”
“Dengar ya Suho-ah, aku sudah bosan melihat tingkah lakumu. Aku bosan melihat kau mencela orang, mempermainkan yeoja, merasa bahwa kau yang paling berkuasa. Kau tau, Krystal itu suka padamu. Makannya dia mengubah tampilannya. Dia belajar bahasa Perancis, hanya karena ingin memilikimu. Dia bekerja keras agar bisa menjadi yeoja idamanmu, tapi apa yang kau perbuat? Kau malah menyakiti perasaannya. Tak bisa kah kau rasakan, bahwa Krystal itu menyukaimu? Dia selalu bersifat baik padamu, walaupun kau mencelanya. Yang lebih ironisnya, dia selalu menangis kepadaku karena perbuatanmu. Kau tau, aku itu suka pada Krystal. Sejak pertama dia pindah ke sekolah kita, aku langsung suka padanya. Aku pikir dia akan menyukaiku, tapi aku salah. Dia malah menyukaimu. Betapa sakit hatiku saat aku tau dia menyukaimu, rasanya sakit sekali. Aku mencoba menahan air mataku saat kau bermesraan dengannya, padahal kemesraan itu hanyalah sebuah kebohongan. Aku rela membantunya untuk mendapatkanmu, karena kupikir kau akan lebih baik dariku. Tapi aku salah besar. Kau hanya memanfaatkan Krystal hanya untuk kesenanganmu saja. kalau kau mau mengajaknya bermesraan, jadikan dulu dia pacarmu. Bukannya aku cemburu padamu, tapi aku gak rela setelah tau kebusukanmu untuk mempermainkan Krystal. Aku merelakan Krystal menyukaimu, karenakau ini sahabatku. Jadi mulai sekarang berubahlah, Krystal tulus mencintaimu” ucapnya menitikan air mata lalu pergi meninggalkanku. Aku hanya terdiam mendengar semua yang dia bicarakan. Aku pikir, ya, selama ini aku salah. Aku hanya mempermainkanmu, memanfaatkanmu untuk kesenanganku saja.
Flashback End
Krystal POV
Setelah mendengar semuanya, aku terdiam. Aku tak menyangka bahwa Luhan itu menyayangiku. Mengapa aku begitu bodoh hingga aku tak tau hal itu.
“Krystal-ah” ucap Suho. Aku melihat kepadanya
“Mianhaeyo, jeongmal mianhae. Aku benar-benar sangat menyesal atas semua yang ku perbuat padamu. Tapi aku janji, sekarang aku akan merubah sifat burukku. aku berjanji” ucapnya. Aku hanya diam tak menjawab ucapannya.
“Krystal-ah, maukah kau jadi yeojachinguku?” tanyanya. Aku terkejut mendengarnya. Ku alihkan pandanganku ke samping.
“Aniyo” ucapku. Kulihat, di depan adalah taman curhatan.
“Berhenti” ucapku. Suho pun menghentikan mobilnya.
“Wae? Rumahmukan masih jauh” tanyanya
“Aku turun disini saja, gomawo atas tumpangannya” aku keluar dari mobil. Kulihat mobil Suho masih berhenti
“Kau pulanglah” ucapku. Mobil Suho pun kembali melaju. Aku berjalan menuju pintu. Aku ambil kuncinya, dan membuka pintunya. Aku terkejut saat melihat taman curhatannya. Semua bunga disini mati, air mancurnya pun kering
“Ada apa dengan tempat ini?” aku berjalan mengelilingi tamannya
“Ternyata tidak ada satu pun bunga yang masih hidup” ucapku. Aku berjalan menuju batu curhatan. Kulihat ada ukiran baru disana. Aku pun membacanya “Saranghae Krystal jung” tanpa sadar aku menitikkan air mata saat membacanya. Apa yang telah kulakukan padanya? Mengapa aku bisa begitu bodoh? Aku pikirkan apa yang telah ku perbuat padanya
“Dia selalu ada untukku dimanapun. Disaat aku sedih, aku senang dia selalu bersamaku. Mengapa aku tak menyadarinya? Dialah satu-satunya orang yang selalu ada untukku” ucapku menangis.
Aku mengukir di batu curhatan “Saranghaeyo Luhan-ah” aku mengukirnya sambil menangis. Kulangkahkan kakiku pada kotak curhatan. Saat aku menulis, tiba-tiba ada sesuatu warna putih disana. Aku mengambilnya, ternyata itu sebuah kertas. Aku buka kertasnya, lalu kulihat ada sebuh tulisan. Aku pun membacanya.
“Saranghae, Mianhae. Bila kau ingin mengetahui artinya biar kuberi tahu. Artinya adalah, Saranghae sejak pertama kau pindah sekolah, aku sudah jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Aku berharap kau punya perasaan yang sama padaku, aku mungkin egois berharap kau seperti itu. Itu hak mu, kau mau suka sama siapa saja. Tapi yang kuharapkan adalah kau menjadi yeojachinguku. Aku ingin kau bisa hidup bahagia denganku nanti. Mianhae bila aku sudah menganggapmu sebagai yeojachinguku. Apa yang kulakukan itu benar-benar sudah kelewatan. Kau tau, aku tak ingin kau menangis karenaku. Maaf bila aku menjadi seorang sahabat yang ingkar janji atau apa. Dan maaf, aku hanya bisa menjadikan bahuku tempat menangis untukmu. Aku tidak bisa membuatmu bahagia. Tapi kau harus tau, aku sangat menyayangimu, mencintaimu. Aish,, apa yang kubicarakan. Kau tak perlu mengerti apa yang kurasakan. Lupakanlah semua yang ku tulis. Anggap saja, kau membaca surat dari orang asing. J” aku membacanya sambil menangis. Tak sadar, air mataku pun membasahi kertasnya.
“Luhan-ah, mianhaeyo, mianhae” aku memeluk kertasknya
“Andai saja, aku bisa melihatmu untuk terakhir kalinya” gumamku
***
Kulihat bunga di dalam vas bungaku mati. Aku mengambil bunganya.
“Kenapa kau juga mati? Padahal kemarin kau hanya layu saja?” ucapku.
Aku teringat ucapan Luhan “Seminggu lagi kau akan mengetahuinya, jagalah bunga itu dengan baik-baik. Jangan sampai kau buang! Oya, kalau kau mengacuhkanku bunga itu akan berkata padamu”. Sekarang aku mengerti, air mancur ajaib itu memberikan keajaiban pada bunga mawarnya. Airnya bisa memberikan kehidupan kepaa bunganya, meskipun bunganya sudah dipetik. Dan satu hal lagi, bunga itu bisa merasakan apa yang dirasakan pemetiknya. Aku pun menyadari mengapa bunga-bunga di taman mati. “Mereka mati karena Luhan sudah tidak ada di dunia lagi. Bunga-bunga itu memang ajaib, air mancurnya pun sama. Mereka kering karena pemiliknya sudah tiada” gumamku.
Ku simpan bunga itu kembali, lalu berbaring di atas kasur.
“Seharian ini aku terus menangis. Aku lelah, lebih baik aku tidur” Aku memejamkan mataku, lalu tidur
“Krystal-ah” ucap seseorang memanggilku. Aku terbangun dari tidurku, saat kulihat semuanya serba putih.
“Krystal-ah” suara itu memanggilku lagi. Aku menoleh ke samping tidak ada siapapun, saat aku menoleh ke belakang ternyata itu Luhan.
“Luhan-ah” ucapku tak percaya.
“Ne, Krystal-ah. Ini aku Luhan” ucapnya tersenyum. Betapa bahagianya aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku pun menghampirinya.
“Luhan-ah, kajima. Jebal, kajima” ucapku memelukknya. Dia pun memelukku juga
“Aku tidak akan pergi meninggalkanmu Krystal-ah” ucapnya
“Jinjja? Berjanjilah padakku untuk tidak meninggalkanku
“Ne, aku berjanji” ucapnya tersenyum padaku. Aku pun tersenyum kepadanya
“Sarannghae Luhan-ah” ucapku
“Nado saranghaeyo Krystal Jung” jawabnya. Dia menggandeng pundakku, lalu membawaku kearah pintu.
“Pintu apa ini?” ucapku
“Pilih mau pintu mana?” ucapnya. Aku lihat ada 2 pintu, yang satu terang dan yang satu gelap. Aku pun memilih pintu yang berwarna terang.
“Itu” ucapku menujuk pintu berwarna terang
“Geurae, kajja kita kesana” ucapnya
“Keundae, pintu apa itu?” tanyaku
“Ayo kita masuk saja, nanti kamu bakalan tahu” jawabnya. Kami pun berjalan ke arah pintu yang aku pilih. Saat aku sudah masuk, pintunya tiba-tiba hilang.
“Kau akan bersamaku sekarang” ucap Luhan kepadaku.
Saat itulah aku tidur untuk selamanya. Aku tidak akan bertemu Bomi, Suho, Kai, Sehun, dan Eunji lagi. Aku akan terus bersama Luhan selamanya.
The End
1 comment:
bagus thor
Post a Comment